Berau Jadi Pilot Project Program ADPE, Maksimalkan Potensi dari Berbagai Sektor Ungulan
OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Kabupaten Berau menjadi percontohan atau pilot project Program Ecosystem Approach to Aquaculture (EAA) atau Akuakultur dengan Pendekatan Ekosistem (ADPE). Ditunjuknya Berau karena adanya sertifikasi lahan-lahan yang telah diberikan oleh Pemkab Berau. Dan ini merupakan hal yang penting, karena sangat bermanfaat bagi pembangunan Berau.
Keseriusan pemerintah pusat menjalankan program ini juga didukung dengan peningkatan kapasitas SDM di bidang perikanan. Sebanyak 44 orang mengikuti pembekalan tentang ADPE, yang akan dilaksanakan selama 3 hari kedepan.
“Ini berarti Kabupaten Berau telah menjadi pusat perhatian bagi pemerintah pusat, dan banyak program kementerian yang sudah diaplikasikan di Berau. Semoga nanti akan semakin banyak lagi program yang dijalankan di Berau,” ujar Bupati Berau Sri Juniarsih, yang diwakili Sekda Berau Muhammad Said, saat pembukaan pembekalan ADPE di SM Tower, Senin (10/6/2024).
Dikatakannya, Berau memiliki banyak jenis komoditi unggulan dari berbagai sektor seperti pertanian dan perkebunan yaitu kakao dan jagung. Juga sektor perikanan. Namun saat ini tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah di bidang perikanan dan kelautan adalah, belum optimalnya tata kelola lingkungan hidup.
“Kontribusi sub-sektor perikanan terhadap perekonomian daerah belum maksimal, serta belum efektifnya pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Berau, jadi permasalahan utama,” tambahnya.
Kegiatan ini pun sangat sejalan dengan misi Pemerintah Kabupaten Berau, yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat, dengan optimalisasi sektor hilir sumber daya alam dan pertanian dalam arti luas, yang berbasis kerakyatan dan kearifan lokal.
Selain itu, juga sejalan dengan RPJPD Kabupaten Berau Tahun 2006-2026, yang mana arah kebijakan pembangunan pada tahap IV, salah satunya difokuskan pada pengembangan nilai tambah ekonomi komoditas perikanan dan kelautan.
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Lilly Aprilia Pregiwati menyebut jika budidaya Ikan yang tidak ramah lingkungan berdampak negatif pada penurunan produksi, pendapatan, dan degradasi lahan. Dan ini masih banyak terjadi, belum lagi inefisiensi biaya logistik karena sistem budidaya belum terintegrasi hulu hilir.
“Perlu kita pahami bahwa tidak mungkin melakukan konservasi tanpa memperhatikan ekonomi masyarakat, maka di dalam sasaran utama kita itu ada dua yaitu bagaimana kita melakukan pengurangan emisi karbon, tetapi di saat sama kita juga mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya. (*)
Editor: Hardianto
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.