
Coklat LA dari Desa Lung Anai Masuk Enam Besar Finalis Produk Unggulan Desa Kaltim 2025
Kukar – Produk olahan kakao khas Desa Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang dikenal dengan nama Coklat LA, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan menembus enam besar finalis Produk Unggulan Desa (Prudes) 2025 tingkat Provinsi Kalimantan Timur.
Kompetisi bergengsi ini digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim sebagai upaya mendorong inovasi serta daya saing produk desa.
Sebagai bagian dari tahapan penilaian, tim DPMPD Kaltim melakukan kunjungan verifikasi langsung ke rumah produksi Coklat LA pada awal Agustus lalu.
Verifikasi tersebut mencakup aspek kualitas produk, proses produksi, keberlanjutan usaha, serta dukungan kelembagaan masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, mengaku bangga atas capaian ini. Ia menegaskan bahwa Coklat LA merupakan satu-satunya wakil dari Kutai Kartanegara dalam ajang Prudes 2025.
“Kami masih menunggu hasil akhirnya. Mudah-mudahan Coklat LA bisa menjadi yang terbaik di Kalimantan Timur,” ujar Arianto, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, penunjukan Coklat LA sebagai wakil Kukar tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses seleksi ketat. Produk tersebut dinilai unggul dari segi kualitas, kemasan, manajemen produksi, hingga nilai ekonomi.
“Desa Lung Anai memang sudah lama mengembangkan coklat, tapi kualitasnya kini jauh meningkat berkat pendampingan dari mitra MHU. Inilah yang membuat mereka siap bersaing di tingkat provinsi,” jelasnya.
Prestasi Coklat LA juga bukan yang pertama. Pada April 2025 lalu, produk ini sukses meraih Juara Terbaik I Teknologi Tepat Guna (TTG) Kaltim yang digelar di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Dengan capaian terbaru ini, Desa Lung Anai diharapkan mampu membuka jalan bagi produk unggulan desa lain di Kukar agar semakin dikenal luas, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di pasar nasional bahkan internasional.
“Semoga capaian Coklat LA bisa menjadi motivasi bagi desa-desa lain di Kukar untuk terus berinovasi. Potensi lokal yang diolah dengan serius akan menjadi kekuatan ekonomi masyarakat desa,” pungkas Arianto.(adv)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.