Derawan Ingin Wujudkan Wisata Bahari Kelas Dunia yang Berkelanjutan dan TPS 3R
OKEGAS.ID, Tanjung Redeb– Pulau Derawan yang baru-baru ini meraih peringkat ketiga sebagai Desa Wisata Terbaik Kategori Digital dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024, tengah menghadapi sejumlah tantangan dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan pariwisata. Isu pengelolaan sampah dan limbah yang belum terintegrasi, pembangunan akomodasi yang tidak terkendali, serta dinamika bisnis pariwisata menjadi tantangan utama yang perlu diselesaikan.
Ni Ketut Arismayanti, seorang ahli pariwisata, menyatakan bahwa meskipun menghadapi berbagai tantangan, Pulau Derawan memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai pusat pariwisata berkelanjutan. Berdasarkan observasi dan diskusi dengan pemangku kepentingan, telah disusun 11 program strategis untuk mendukung kelestarian pulau ini, yang mencakup inovasi produk wisata, penjenamaan pariwisata berkelanjutan, pengelolaan sampah terintegrasi, serta penguatan kebijakan terkait konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Salah satu langkah penting yang diambil oleh Pemerintah Kampung Pulau Derawan, bekerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia, adalah pelaksanaan sosialisasi dan konsultasi publik mengenai tata kelola wisata bahari bertanggung jawab dan pengelolaan sampah terpadu. Langkah ini bertujuan agar masyarakat lokal dapat terlibat aktif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik.
Indra Mahardika, Kepala Kampung Pulau Derawan, menegaskan bahwa sosialisasi dokumen rencana tata kelola Pulau Derawan ini adalah hasil kerja keras dan dukungan berbagai pihak. Salah satu program yang akan segera dilaksanakan adalah pengembangan Tempat Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle), yang diharapkan menjadi contoh bagi kampung lainnya dalam mengelola sampah secara lebih efektif.
Menurut data dari Yayasan WWF Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Berau, produksi sampah di Pulau Derawan mencapai 11,16 ton per tahun atau sekitar 30,57 kg per hari, yang berasal dari aktivitas rumah tangga serta sektor non-rumah tangga seperti restoran, hotel, sekolah, dan pertokoan. Volume sampah meningkat pesat saat libur akhir pekan dan libur panjang, terutama akibat tingginya jumlah kunjungan wisatawan.
Lukman Ade Kurniawan, Site Coordinator for Derawan MP Yayasan WWF Indonesia, menjelaskan bahwa program TPS 3R akan dikembangkan secara partisipatif, melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat, untuk mengurangi timbulan sampah dan mencegah sampah masuk ke laut. Program ini juga bertujuan untuk menjadi wadah edukasi bagi masyarakat, meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan Pulau Derawan.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah dan kelompok masyarakat yang turut berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan Pulau Derawan. Diskusi mengenai tata kelola wisata bahari berkelanjutan serta pengelolaan sampah dan limbah yang terintegrasi akan terus dilakukan, sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan Pulau Derawan sebagai destinasi wisata bahari yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah ini, Pulau Derawan diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga dapat berperan penting dalam edukasi dan pemberdayaan masyarakat serta menjaga kelestarian ekosistem lautnya. (Riska)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.