OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Permasalahan sampah di Kabupaten Berau semakin menjadi perhatian serius, seiring dengan bertambahnya volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Untuk menekan jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau tengah mengintensifkan program bank sampah sebagai solusi pengelolaan sampah yang lebih efektif.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Menurut Fungsional Pengawas DLHK Berau, Irwadi Siregar, dalam satu tahun terakhir pihaknya berhasil membentuk tujuh bank sampah baru di berbagai wilayah.

“Alhamdulillah, dalam setahun terakhir ini kami sudah membentuk tujuh bank sampah baru. Bank sampah induk berada di kantor kebersihan DLHK di Jalan Ki Hajar Dewantara. Ketujuh bank sampah ini akan kami dampingi dan bina secara berkelanjutan. Bank sampah ini adalah fasilitas penting dalam pengelolaan sampah berbasis prinsip 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat,” jelas Irwadi pada Kamis (3/10/2024).

Lebih lanjut, Irwadi menekankan bahwa program bank sampah tidak hanya berfokus pada pengurangan sampah, tetapi juga berfungsi sebagai media edukasi. Melalui program ini, masyarakat diajak untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah dan menciptakan sirkular ekonomi, di mana sampah yang dihasilkan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

“Sirkular ekonomi adalah konsep ekonomi melingkar. Sampah dikumpulkan di bank sampah, kemudian dijual ke pengepul atau langsung ke industri daur ulang. Industri daur ulang ini akan mengolah sampah menjadi produk baru yang akan kita konsumsi kembali. Setelah produk tersebut kita gunakan, maka sampah kembali dihasilkan, dan proses ini terus berputar,” jelas Irwadi.

Dengan menerapkan konsep ini, DLHK Berau optimis dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Irwadi menjelaskan bahwa edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah dari rumah merupakan kunci utama keberhasilan program ini.

“Kalau sampah tidak dipilah dari awal, maka akan sulit untuk dikelola dan pada akhirnya akan berakhir di TPA. Oleh karena itu, kami terus menggalakkan edukasi agar sampah dikelola sejak dari sumbernya,” tambahnya.

Melalui pendirian bank sampah, masyarakat dapat menyetorkan sampah yang memiliki nilai ekonomis, seperti plastik, kertas, dan bahan lainnya, yang nantinya akan didaur ulang. Program ini dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk mengurangi volume sampah sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

DLHK Berau berharap dengan terus memperluas program bank sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat, permasalahan sampah di Kabupaten Berau dapat diminimalisir secara signifikan. (Tim)

Editor: Hardianto