IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.IDTenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) terus memperkuat pembangunan ekonomi desa dengan memperluas pendampingan bagi pelaku usaha mikro dan keluarga prasejahtera. Pendekatan ini dilakukan secara konsisten di sejumlah desa yang dianggap memiliki potensi besar namun masih membutuhkan penguatan kapasitas warga.

Program yang dijalankan DPMD Kukar mencakup dua strategi utama, yakni pembinaan kewirausahaan untuk pelaku UMKM dan pelatihan peningkatan kapasitas bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Pendampingan ini dirancang berkelanjutan agar mampu mendorong desa bertransformasi menjadi wilayah yang berdaya secara ekonomi dan sosial.

Ahmad Irji, Penggerak Swadaya Masyarakat DPMD Kukar, menjelaskan bahwa keterlibatannya dalam program ini merupakan bagian dari komitmen lembaganya dalam membina ekonomi masyarakat di tingkat desa.

“Fokus kami adalah membantu pelaku usaha kecil tumbuh dan rumah tangga miskin naik kelas. Dengan kapasitas yang meningkat, desa pun bisa berkembang lebih cepat,” ungkap Irji pada Jumat (13/6/2025).

Tahun sebelumnya, DPMD telah melaksanakan kegiatan serupa di Desa Sungai Meriam (Kecamatan Anggana) dan Desa Bukit Raya (Kecamatan Samboja). Pelatihan di Bukit Raya menitikberatkan pada penguatan usaha kelompok UKM, sementara di Sungai Meriam lebih diarahkan pada strategi penanggulangan kemiskinan untuk tiga kelompok sasaran.

Irji menyebut pendekatan yang digunakan bersifat menyeluruh, yakni dengan “mengelilingi” desa dari berbagai sisi agar mampu mandiri secara berkelanjutan. Tujuan akhirnya adalah mendorong peningkatan status desa dari tertinggal menjadi berkembang, kemudian maju, dan akhirnya mandiri.

“Evaluasi kemajuan desa dilakukan melalui Indeks Desa Membangun (IDM), yang mencakup tiga dimensi utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan,” jelasnya.

Melalui alat ukur IDM, DPMD dapat mengidentifikasi sektor mana yang masih lemah dan perlu intervensi lebih lanjut. Bila sektor ekonomi desa menguat—misalnya lewat kemajuan UMKM—maka indikator IDM pun turut meningkat.

Sebagai contoh keberhasilan, Irji menyoroti UKM Mawar di Desa Sepatin. Usaha kerupuk udang yang dikelola kelompok ini berhasil menembus pasar hotel-hotel di Kukar berkat kualitas rasa dan kemasan yang unggul.

“UKM seperti Mawar adalah cermin dari potensi desa. Harapannya, mereka ke depan bisa mandiri dan tak lagi menggantungkan diri pada dana desa,” ujarnya. (Adv)