OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau telah meluncurkan program baru yakni pengadaan tempat sampah Ecobin.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Program yang sudah dicanangkan sejak tahun 2023 ini diadakan sebagai langkah awal untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah di wilayah Kabupaten Berau terkhususnya di wilayah perkotaan Tanjung Redeb.

Program ini mencakup pemasangan 10 Ecobin di beberapa lokasi strategis sebagai ujicoba, dengan harapan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam memilah sampah.

Menurut Pengawas Lingkungan Hidup DLHK Kabupaten Berau, Irwadi Ahmadi, Ecobrick merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk mengubah paradigma masyarakat dalam memandang sampah, khususnya sampah botol plastik dan kaleng.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

“Tujuannya sih untuk mendorong masyarakat untuk mau memilah sampah,” ungkap Irwadi kepada OKEGAS.ID saat ditemui, Rabu (7/2/2024)

Irwadi menyatakan, tempat sampah ecobin yang dikhususkan untuk sampah botol plastik dan kaleng tersebut sengaja didesain semenarik mungkin guna menarik perhatian masyarakat.

Penempatan tempat sampah ini dikhususkan di wilayah-wilayah strategis seperti taman, GOR Pemuda, Lapangan Batiwakkal, dan juga ada di Kecamatan Teluk Bayur.

“Yah diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi,” jelasnya

Namun, sejauh pantauan pihaknya, diakuinya pemahaman masyarakat tentang jenis sampah yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam Ecobin masih kurang optimal.

“Jenis sampah yang dimasukkan ke dalam Ecobin tidak selaras dengan tulisan yang tertera. Ada yang keresek, ada yang tusuk sate, pentol, ada yang bekas makanan ringan, macam-macam lah, malah tercampur” jelas Irwadi.

Maka dari itu dalam upaya meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat, DLHK juga terus melakukan program sosialisasi secara terus-menerus tentang pentingnya pengelolaan sampah, termasuk melalui pendirian bank sampah.

“Harapannya, masyarakat dapat berperan serta untuk melakukan pengurangan sampah melalui bank sampah,” tambah Irwadi.

Sebagai langkah lanjutan, DLHK juga merencanakan untuk memberikan kunci Ecobin kepada masyarakat jika sudah tersedia bank sampah di masyarakat.

“Untuk sekarang masih menggunakan kantor bank sampah DLHK. Kami yang memonitoring  Ecobinnya apabila sudah penuh kami ambil. Setelah itu kami serahkan ke pengepul,” jelasnya.

Dengan demikian, masyarakat dapat memantau dan mengelola Ecobin tersebut, serta memanfaatkan nilai ekonomis dari sampah yang terkumpul.

“Karena sekarangkan pengelolaan sampah itu sudah bisa menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis. Nah tentunya kan harus dipilah supaya bisa dikelola,” ujarnya.

Dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, program Ecobin diharapkan dapat menjadi salah satu solusi efektif dalam mengurangi dampak sampah plastik dan kaleng serta mendorong kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. (fdr/ant)