IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Tenggarong — Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat pelaksanaan Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) sebagai bagian dari percepatan pembangunan berbasis partisipasi warga. Desa Muara Wis menjadi salah satu contoh implementasi yang dinilai efektif melalui kegiatan pembersihan anak Sungai Keliran.

 

Program ini tidak hanya berfokus pada penataan lingkungan, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui skema upah harian. Model pelibatan warga tersebut menunjukkan bahwa pendekatan padat karya mampu menggerakkan solidaritas serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

 

Kepala Desa Muara Wis, Kasmir, mengatakan kegiatan itu melibatkan seluruh RT secara bergiliran, sehingga pelaksanaan pembersihan di dua titik — anak Sungai Keliran dan jalur alternatif Sungai Mhamut menuju Dusun Sepayung — berjalan optimal.

 

“Antusiasme warga luar biasa. Mereka sadar bahwa menjaga sungai sama artinya dengan menjaga keberlangsungan kehidupan sehari-hari,” kata Kasmir, Senin (13/10/2025).

 

Ia menyebut kegiatan tersebut menggunakan alokasi anggaran Jalan Desa sebesar Rp20 juta untuk operasional dan penyediaan peralatan. Selain memperbaiki aliran sungai, kegiatan ini ikut mempererat hubungan sosial warga sekaligus menambah penghasilan mereka.

 

“Kegiatan ini punya dua nilai: lingkungan lebih bersih dan ekonomi warga ikut terbantu,” jelasnya.

 

Kepala DPMD Kukar, Arianto, menilai keberhasilan Muara Wis dapat menjadi referensi desa lain dalam menjalankan PKTD secara lebih terarah dan melibatkan masyarakat secara menyeluruh.

 

“Kami melihat Muara Wis menjalankan prinsip pembangunan partisipatif dengan sangat baik. Ini adalah contoh yang ingin kami replikasi di desa-desa lain,” ujarnya.

 

Arianto menambahkan bahwa DPMD Kukar akan memperkuat pendampingan teknis agar pelaksanaan padat karya di seluruh kecamatan berdampak lebih besar dan konsisten. Sinergi antar-pemerintah desa, kecamatan, dan perangkat daerah disebut sebagai kunci mewujudkan desa mandiri.

 

“Kita harus menjaga semangat gotong royong agar pembangunan desa tidak hanya cepat, tetapi juga berkelanjutan,” tutupnya. (ADV)