Komisi I DPRD Berau Minta RSUD Berbenah dan Siap Bersaing
OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Berau, Erlita Herlina, menyoroti pentingnya peningkatan pelayanan di RSUD dr Abdul Rifai Tanjung Redeb seiring dengan pembangunan infrastruktur rumah sakit yang baru. Menurutnya, rumah sakit daerah harus benar-benar siap bersaing dan memberikan layanan terbaik, terlebih saat ini belum ada rumah sakit swasta yang beroperasi di Berau.
“Bangun rumah sakit sebagus itu tentu harus berdampak pada peningkatan pelayanan kesehatan. Karena kita belum punya rumah sakit swasta, maka rumah sakit daerah ini tetap jadi rujukan utama,” ujar Erlita.
Ia menegaskan, kehadiran rumah sakit swasta nantinya bisa menjadi pemicu persaingan sehat yang mendorong peningkatan kualitas layanan. Karena itu, RSUD harus berbenah dan siap menghadapi tantangan, termasuk dalam hal sumber daya manusia dan kelengkapan sarana prasarana.
“Kalau tidak bisa difungsikan dengan baik, nanti malah jadi bangunan kosong. Jadi kalau membangun, kita juga harus siapkan SDM dan sarana pendukung lainnya,” tegasnya.
Terkait penurunan status RSUD yang sempat mencuat, Erlita memastikan bahwa Komisi I DPRD akan terus mengawal dan mendorong agar rumah sakit tidak mengalami penurunan akreditasi. Ia menyebut pihaknya telah meminta agar dilakukan kajian terhadap sejumlah opsi yang memungkinkan peningkatan layanan dalam waktu singkat namun tetap efisien secara anggaran.
“Kita dorong opsi yang bisa dieksekusi dalam enam bulan, tapi juga tidak memberatkan anggaran. Jangan sampai status rumah sakit malah turun,” katanya.
Erlita juga menyoroti kondisi RSUD yang dinilai sudah memiliki fasilitas sesuai standar Kementerian Kesehatan, termasuk ruang ICU dan ruang operasi. Karena itu, ia mendorong agar rumah sakit segera difungsikan secara maksimal.
“Fasilitasnya sudah bagus, sesuai standar. Harapan kita ini cepat difungsikan dan dijaga dengan baik,” tambahnya.
Soal dukungan anggaran, Erlita menegaskan bahwa Komisi I siap mengawal dan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
“Kita siap mengawal, meski memang anggaran kesehatan bukan mandatory seperti pendidikan. Tapi ini tetap menjadi prioritas,” jelasnya.
Ia juga menyinggung soal kondisi lingkungan sekitar rumah sakit, termasuk dampak dari aktivitas pertambangan dan rencana pemindahan lokasi tempat pembuangan sampah. Erlita berharap persoalan tersebut dapat dituntaskan agar rumah sakit benar-benar menjadi tempat layanan kesehatan yang nyaman dan representatif.
“Kita lihat juga view rumah sakit ke arah tambang, itu jadi PR kita bersama. Mudah-mudahan tambangnya bisa segera berakhir, karena kita juga baru tahu kondisi di lapangannya seperti apa,” tutupnya. (Divana)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.