OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Persoalan stunting di Bumi Batiwakkal jadi perhatian serius Pemkab Berau. Tidak hanya tingkat kabupaten dan kecamatan, penanganan dan penanggulangan stunting diharapkan bisa dimulai dari tingkat bawah.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Mengingat urgensi persoalan stunting ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau, Tenteram Rahayu mendorong pemerintah kampung bisa segera melaksanakan Rembuk Stunting tingkat kampung.

“Khususnya di semester pertama tahun ini, baru 10 dari 100 kampung di Kabupaten Berau melaksanakan rembuk stunting,” ungkap Tenteram.

Hal ini ditegaskan harus dilaksanakan dalam kondisi terdapat kasus stunting ataupun tidak di kampung tersebut. Rembuk stunting sendiri tak hanya berbicara penanganan, namun juga upaya preventif menanggulanginya.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

“Ada atau tidak ada kasus stunting, kampung harus melakukan rembuk stunting,” tegasnya

Langkah ini diambil dengan harapan dapat membangun kapasitas dan komitmen dalam merencanakan, mengimplementasikan, memantau, dan mengevaluasi intervensi stunting guna mengurangi angka gagal tumbuh anak.

“Ini penting sebab pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah komitmen pencapaian pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Bupati Berau Sri Juniarsih Mas menyebut Pemkab Berau memiliki komitmen serta konsistensi dan keseriusan terhadap pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Berau.

Guna mengoptimalkan intervensi pencegahan stunting terhadap remaja putri, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, balita, dan keluarga penerima manfaat tentu memerlukan kerja sama yang baik semua pihak.

“Upaya-upaya intervensi spesifik, sensitif, dan pencegahan yang bisa dilakukan seperti melaksanakan program nasional Aksi Bergizi, Pemberian Tablet Tambah Darah, dan sebagainya,” ujarnya.

Perlu diketahui bersama bahwasanya target prevalensi balita stunting Kalimantan Timur pada tahun 2024 adalah 12,9 persen.

“Saya menginstruksikan kepada seluruh perangkat terkait untuk bekerja lebih maksimal, agar target ini bisa dicapai,” imbuhnya.

Disampaikannya, Pemerintah Kabupaten Berau telah mengalokasikan dana kegiatan percepatan penanganan stunting tahun 2024 sebesar Rp 178 Miliar lebih.

“Saya harapkan dapat dibarengi dengan kinerja maksimal dari kita semuanya,” tutupnya. (*)

Reporter: Hardianto