IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.IDTenggarong — Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara tengah merancang inovasi solusi listrik bagi warga yang tinggal di lokasi tak terjangkau jaringan PLN.

Kepala DPMD Kukar, Arianto, mengungkapkan, program Terang Kampungku akan dilanjutkan dengan penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) per rumah, menggantikan sistem komunal yang dinilai sudah tidak efektif di beberapa desa terpencil.

Menurutnya, banyak instalasi listrik komunal yang dibangun sejak 2022 oleh Pemerintah Provinsi menemukan masalah distribusi dan kerusakan jaringan.

Setelah dievaluasi oleh DPMD bersama tim dari Polnes, ditemukan bahwa akses ke rumah warga masih sangat terbatas sehingga PLTS per-unit rumah dianggap sebagai solusi praktis dan efisien.

“Kita akan terapkan pembangkit listrik tenaga surya per rumah. Jadi tidak lagi sistem komunal, tapi langsung ke tiap rumah, supaya distribusinya lebih merata dan bisa digunakan lebih optimal,” ujar Arianto, Kamis (26/6/2025).

Arianto melanjutkan bahwa terdapat sejumlah wilayah seperti Desa Tani Baru dan Dusun Duah yang sampai kini masih mengalami pemadaman berkepanjangan karena kondisi geografis sulit dijangkau kabel PLN.

Dengan menerapkan model PLTS mandiri, warga desa akan memiliki akses listrik yang mandiri dan tidak tergantung pada komunal yang rentan gangguan.

Selain itu, pihaknya berencana terus memantau dan memperbaiki sistem yang ada. Dari evaluasi sebelumnya, DPMD juga menemukan bahwa jaringan PLTS komunal telah mengalami penurunan performa dan banyak kabel yang rusak.

Oleh karena itu, rencana penggantian ini juga mencakup peningkatan kapasitas per-unit, agar sistem bisa menyuplai kebutuhan dasar seperti penerangan, pengisian ponsel, dan peralatan rumah tangga kecil.

“Inovasi ini kami lakukan untuk memastikan semua rumah di desa terpencil mendapat kesempatan merasakan listrik 24 jam. Ini bagian dari komitmen pemerataan pelayanan dasar dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,” tambahnya.

Arianto menegaskan bahwa pelaksanaan PLTS per rumah ini akan dilakukan bertahap, dimulai dari wilayah yang benar-benar kesulitan daya listrik. Proses ini akan melibatkan PLN, pemerintah desa, serta pihak teknis untuk memastikan instalasi aman dan tepat kelola.

Program ini sekaligus menjadi jawaban atas kendala geografis wilayah Kukar dan selaras dengan visi pemerataan pelayanan dasar dalam RPJMD. Dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan dan terukur, PLTS per rumah diharapkan dapat menjadi model baru untuk desa-desa lainnya di Kalimantan Timur.

“Melalui solusi ini, kami ingin bahwa, meski jauh dari jaringan PLTS komunal, masyarakat desa tetap bisa merasakan listrik 24 jam dengan sistem yang andal dan mandiri,” pungkas Arianto. (Adv)