IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Berau, berupa bantuan langsung tunai (BLT) kembali dilanjutkan untuk periode 2025–2029. Setelah berhasil dilaksanakan selama lima tahun sebelumnya, program ini tetap memprioritaskan kelompok rentan seperti Lansia dan Yatim Piatu di seluruh wilayah Kabupaten Berau.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Berau, Ishwahyudi, menyampaikan bahwa penyaluran bantuan dilakukan dengan mekanisme berbeda antara wilayah kelurahan dan kampung.

“Di kelurahan, bantuan dikoordinir oleh Dinas Sosial. Sementara di kampung-kampung, menggunakan dana kampung yang dikelola langsung oleh pemerintah kampung,” jelasnya.

Setiap penerima bantuan akan mendapatkan dana sosial sebesar Rp 500.000 per orang, yang kali ini disalurkan untuk periode tiga bulan sekaligus. Total anggaran yang dialokasikan tahun ini mencapai Rp 1.912.500.000, dengan rincian Rp 900.000 per Lansia di 10 kelurahan, dan Rp 375.000 untuk Yatim Piatu.

Penyaluran bantuan dilakukan melalui Bankaltimtara menggunakan sistem virtual account untuk meningkatkan keamanan dan meminimalisir risiko kehilangan. Meski awalnya direncanakan pada April, penyaluran bantuan mengalami penundaan dan baru terlaksana pada Mei. Namun, Ishwahyudi memastikan distribusi tahap selanjutnya tidak akan terganggu.

“Kita terus evaluasi sistem penyalurannya agar proses pencairan dan pelaporannya lebih mudah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ishwahyudi juga menyoroti pentingnya memastikan seluruh Lansia di Berau menjadi peserta BPJS Kesehatan melalui program Universal Coverage. “Bantuan iuran BPJS hanya untuk kelas 3. Jika naik kelas, dianggap mampu dan tidak lagi menerima bantuan,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa bantuan hanya diperuntukkan bagi Lansia yang benar-benar tidak mampu. Lansia yang telah mendapatkan dukungan finansial dari keluarga yang mapan tidak termasuk prioritas penerima.

Iswahyudi juga mengimbau Ketua RT dan Lurah untuk lebih peka terhadap warga di lingkungan masing-masing, terutama Lansia yang hidup sendiri atau tidak terurus. Ia bahkan mendorong inisiatif komunitas untuk mengelola bantuan dalam bentuk makanan siap saji.

“RT bisa mengelola bantuan untuk menyediakan makanan pagi, siang, dan sore bagi Lansia yang hidup sendiri. Ini bisa menjadi program unggulan yang memastikan tidak ada Lansia yang terlantar,” tutupnya. (Divana)