IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Kukar – Semangat menanamkan nilai kebangsaan terus diperkuat di Kutai Kartanegara. Melalui kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan, masyarakat Desa Beloro, Kecamatan Sebulu, mendapat pemahaman mendalam terkait pentingnya pendidikan karakter.Acara ini digelar di Gedung BPU Beloro, Sabtu (26/7/2025).

Hadir sebagai pemateri utama, Sekretaris Komisi I DPRD Kalimantan Timur, Salehuddin, menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar materi pelajaran formal, melainkan pedoman hidup yang membentuk jati diri bangsa.

Ia menilai, di tengah derasnya arus informasi digital, generasi muda harus lebih dibekali dengan nilai kebangsaan agar tidak mudah terpecah oleh isu SARA maupun politik identitas.

Baca Juga:
Desa-Desa di Kukar Jalin MoU dengan Pihak Ketiga untuk Penguatan Ekonomi Lokal
UMKM di Desa Jembayan Didorong Tumbuh Lewat Program Sertifikasi Halal
Desa Anggana Aman dari Krisis Air Bersih, PDAM Jadi Penopang Utama

“Pendidikan Pancasila adalah bekal moral dan tanggung jawab kebangsaan. Wawasan kebangsaan harus diperkuat agar generasi kita tidak goyah menghadapi disinformasi dan pengaruh negatif globalisasi,” jelas Salehuddin.

Perda Nomor 9 Tahun 2023 sendiri lahir sebagai upaya regulatif DPRD Kaltim bersama pemerintah daerah untuk memastikan pendidikan kebangsaan diterapkan secara sistematis, baik di sekolah maupun lembaga nonformal.

Salehuddin menekankan bahwa aturan ini harus benar-benar dijalankan, bukan hanya sekadar dokumen hukum.

Baca Juga:
DPMD Kukar Dorong Gerakan Peduli Lingkungan, Sampah Plastik Disalurkan ke Bank Sampah DLHK
Partisipasi Pemuda Desa Anggana Masih Minim, Hadir Saat Kegiatan Penting
UMKM Center Desa Anggana Naungi 14 Kelompok Usaha Lokal

Selain peran sekolah, ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan lembaga adat dalam memperkuat nasionalisme di tingkat akar rumput.

Menurutnya, jika ruang pendidikan kebangsaan dibiarkan kosong, maka akan mudah diisi oleh ideologi lain yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi momentum untuk merevitalisasi pendidikan ideologi bangsa, khususnya di wilayah pedesaan yang rentan tergerus arus pembangunan dan modernisasi.

“Pancasila harus terus hidup dalam keseharian masyarakat. Itulah yang akan menjaga persatuan dan keutuhan bangsa kita,” pungkasnya.(Adv)