OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Memperingati Hari Jadi ke-71 Kabupaten Berau dan HUT ke-214 Kota Tanjung Redeb, Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama dengan Kesultanan Gunung Tabur menggelar prosesi Baturunan Parau (menurunkan perahu) pada Senin (16/9/2024).

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Acara ini dilaksanakan di Museum Kesultanan Gunung Tabur dan menjadi bagian penting dari adat istiadat setempat untuk mempererat tali kebersamaan masyarakat di Bumi Batiwakkal -sebutan Kabupaten Berau.

Baturunan Parau yang telah menjadi agenda rutin tahunan, adalah sebuah tradisi yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau beberapa tahun lalu dan kini menjadi bagian integral dari peringatan Hari Jadi Kota Tanjung Redeb dan Kabupaten Berau. Prosesi ini diikuti oleh masyarakat sekitar, pemangku adat, dan tokoh agama, menandakan semangat gotongroyong dan kebersamaan yang mendalam.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Muhammad Said, menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan bagian dari warisan budaya lokal yang dilaksanakan secara turun-temurun.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

“Ini adalah bagian dari adat istiadat yang tidak bisa terpisahkan lagi, meyakini makna semangat gotongroyong dalam mewujudkan kebersamaan,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Ilyas Natsir, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan lambang persatuan masyarakat Gunung Tabur.

“Kegiatan ini menunjukkan bagaimana kita bisa menghindarkan diri dari perpecahan dan bersatu padu secara bergotongroyong,” ujarnya.

Sebelum perahu diturunkan ke Sungai Segah, prosesi diawali dengan pembacaan doa yang dilakukan oleh sesepuh adat, mengedepankan kearifan lokal. Muhammad Said beserta anggota Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya turut terlibat langsung dalam proses penurunan perahu, menunjukkan komitmen bersama dalam membangun kekompakan dan keharmonisan di masyarakat.

Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat terus menjaga dan memperkuat tradisi serta nilai-nilai kebersamaan yang telah menjadi ciri khas Bumi Batiwakkal. (ADV/Tim)

Editor: Hardianto