IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Ribuan ikan budidaya milik nelayan di perairan Maratua, Kabupaten Berau, dilaporkan mati mendadak dalam sebulan terakhir. Diduga kuat kematian tersebut disebabkan oleh pencemaran air, limbah, serta kemungkinan penyakit pada ikan.

Jahin (57), mantan petugas perikanan yang saat ini aktif mendampingi nelayan pembudidaya, mengatakan kerugian akibat kejadian ini ditaksir mencapai Rp 300 juta. Dari sekitar 300 ekor ikan yang dibudidayakan dalam keramba, hanya sekitar 50 ekor yang berhasil bertahan hidup.

“Dari 300 ekor, paling tersisa 50. Bahkan ada yang habis semua. Teman kami juga pembudidaya, dari 700 ekor ikannya mati hanya dalam beberapa hari,” ungkap Jahin saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (31/7/2025).

Ikan-ikan tersebut dibudidayakan oleh Karmiansyah (40), warga lokal Maratua, yang telah menjalankan usaha keramba selama kurang lebih dua tahun. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah Kerapu Jantan, yang memiliki nilai ekonomi tinggi di pasaran.

Para nelayan menduga pencemaran berasal dari limbah yang dibuang ke laut tanpa pengolahan, termasuk dari beberapa resort yang berdiri di sekitar kawasan budidaya. Salah satu resort yang dituding bahkan disebut berada sangat dekat dengan keramba milik warga.

“Kami tak menuduh siapa-siapa, tapi air memang terlihat tercemar. Sayangnya, hingga kini belum ada uji laboratorium untuk memastikan penyebab pastinya,” jelas Jahin.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini ke Balai Konservasi Perairan dan Sumber Daya Alam (BKPSDA) Tarakan serta Dinas Perikanan Kabupaten Berau. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari instansi terkait dengan alasan keterbatasan anggaran.

“Kami hanya ingin air dan ikan diperiksa. Jangan sampai kejadian ini berulang,” pungkas Jahin dengan nada harap.

Nelayan di Maratua kini mendesak pemerintah daerah dan instansi terkait untuk segera mengambil tindakan guna menyelamatkan sektor perikanan budidaya yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat pesisir. (Divana)