IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Teluk Bayur – Aktivitas jetty yang diduga ilegal di Kampung Labanan Jaya, Kecamatan Teluk Bayur, Kalimantan Timur, kembali menjadi sorotan. Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kalimantan Timur, Mareta Sari, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait operasi jetty yang dianggap tidak memiliki izin resmi, yang berpotensi merugikan lingkungan dan masyarakat setempat.

Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media, Mareta menekankan pentingnya tindakan tegas dari aparat penegak hukum dan instansi terkait.

“Seharusnya ada penindakan tegas dari aparat penegak hukum. Kami melihat aktivitas jetty ini sudah sangat mengkhawatirkan, baik dari aspek lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat setempat,” ungkapnya.

Mareta menjelaskan bahwa jetty yang digunakan untuk bongkar muat hasil tambang tidak hanya merusak ekosistem sungai, tetapi juga menyebabkan kerugian sosial bagi penduduk Kampung Labanan Jaya.

“Aktivitas tersebut berdampak besar pada lingkungan, terutama pada kualitas air dan biota di sekitar area tersebut. Selain itu, warga harus menanggung dampak buruk dari polusi debu dan kebisingan yang terus-menerus,” tegasnya.

JATAM Kaltim juga menyoroti lemahnya pengawasan dari pihak berwenang yang dianggap memberikan ruang bagi aktivitas jetty ilegal untuk terus berlangsung.

“Ini menjadi bukti nyata bahwa penegakan hukum di sektor pertambangan dan lingkungan di Kaltim masih sangat lemah. Kalau ini dibiarkan, dampaknya akan semakin buruk,” tambah Mareta.

Mareta mendesak instansi terkait, baik dari pemerintah daerah maupun pusat, untuk segera turun tangan dan menertibkan aktivitas jetty tersebut.

“Kami mendesak adanya investigasi menyeluruh dan penindakan terhadap pihak-pihak yang terlibat. Jangan sampai kasus seperti ini terus berulang tanpa ada solusi nyata,” tandasnya.

Aktivitas jetty ilegal ini menambah daftar panjang permasalahan lingkungan dan sosial yang dihadapi oleh masyarakat lokal, serta mencerminkan tantangan serius dalam penegakan hukum dan perlindungan lingkungan di Kalimantan Timur. (Tim)

Editor: Hardianto