IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Disbudpar menyatakan komitmen untuk mengembangkan konsep pariwisata halal. Langkah ini dimaksudkan sebagai arah baru pengelolaan sektor wisata, menyesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di Bumi Batiwakkal.

Menurut Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir penerapan pariwisata halal akan dilakukan secara bertahap. Agar konsep ini berjalan dengan baik dan diterima oleh masyarakat, sejumlah aturan harus ditegakkan.

“Kabupaten Berau akan menuju lokasi pariwisata halal. Namun masih ada beberapa hal yang perlu diatur, salah satunya ialah pengaturan jam malam,” ujar Ilyas,

Salah satu aturan penting, menurut Ilyas, adalah kawasan wisata yang mengusung label halal harus bebas dari minuman beralkohol. Hotel ataupun resort di area tersebut juga diharapkan menerapkan standar syariah.

“Pariwisata tersebut harus terbebas dari minuman beralkohol. Kemudian, hotel maupun resort di area tersebut juga harus syariah,” tegasnya.

Selain itu, etika berpakaian bagi wisatawan di kawasan wisata halal juga diatur, sebagai bagian dari upaya menjaga kesopanan sesuai nilai setempat. Meski demikian, Ilyas mencatat bahwa masyarakat dan wisatawan di Berau selama ini cukup terbuka dan jarang menampilkan pakaian yang dianggap terlalu terbuka”

Ilyas juga menambahkan bahwa upaya menuju pariwisata halal bukan berarti berlaku menyeluruh di semua destinasi. Ada kawasan tertentu yang akan difokuskan terlebih dahulu agar implementasinya maksimal.

“Yang jelas, Kabupaten Berau akan menuju ke pariwisata halal. Namun nantinya hal ini tidak bisa diterapkan di semua tempat wisata,” jelasnya

Penerapan pariwisata halal di Berau datang pada saat sektor wisata daerah sedang tumbuh. Tahun 2025, Disbudpar mencatat bahwa pariwisata Berau menunjukkan geliat positif dan jumlah kunjungan wisata meningkat.

Seiring dengan potensi ekonomi dari pariwisata, langkah ini juga diharapkan memberi manfaat sosial-kultural: menjaga nilai-nilai lokal dan memberikan rasa nyaman bagi wisatawan yang menginginkan suasana sesuai syariah.

Namun, keberhasilan implementasi akan sangat bergantung pada konsistensi penegakan regulasi (tentang alkohol, jam malam, etika berpakaian) dan keterlibatan masyarakat serta pelaku usaha di destinasi wisata. (ADV/*/pan)