OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Berau mengalami lonjakan. Data dari Dinas Kesehatan, awal tahun ini sudah tercatat 60 kasus.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Garna Sudarsono mengatakan, dari 60 kasus yang tercatat, Puskesmas wilayah Tanjung Redeb menjadi yang terbanyak yakni 14 kasus.

Sementara Puskesmas Baru Putih 10 kasus, Puskesmas Bugis 7 kasus, Tubaan 7 kasus. Yang lain itu, Teluk Bayur ada 5 kasus dan Gunung Tabur ada 5 kasus, dan beberapa kasus tersebar di wilayah lainnya.

“Kemarin di akhir tahun 2023 ada 331 kasus dengan 2 kematian. Nah sekarang mengalami kenaikan,” ucap Garna saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Berau, Senin (5/2/2024).

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Garna juga menyatakan bahwa 10 wilayah kabupaten yang ada di Kalimantan Timur, tidak terkecuali Kabupaten Berau berada di zona merah. Untuk itu pihaknya, tidak tinggal diam. Imbauan tentang kewaspadaan dalam rangka pencegahan pengendalian demam berdarah kepada setiap puskesmas terus diupayakan.

“Jadi kami sudah melakukan upaya di 2024 ini. Membuat suatu edaran ke semua puskesmas untuk melakukan kewaspadaan dalam rangka pencegahan pengendalian demam berdarah,” ujarnya.

Tambahnya, beberapa upaya lain juga telah dilakukan seperti halnya pemberian abate (Temephos) kepada masyarakat untuk ditaburkan di setiap tempat penampungan air. Fungsinya untuk memberantas jentik nyamuk terutama di tempat-tempat penampungan air.

“Kemudian foging ini juga akan dilakukan kepada kasus-kasus yang sudah dinyatakan positif demam berdarah, di radius 200 meter. Jadi misalnya ada satu titik (rumah) kena Malaria, maka seratus meter ke belakang, seratus meter ke depan, seratus meter ke samping (kiri dan kanan) itu dilakukan foging,” bebernya.

“Foging itu biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Contoh, hari ini telah dilakukan foging, maka seminggu kemudian harus dilakukan foging lagi,” sambungnya.

Selain itu, menurutnya, cara lain yang tidak kalah efektif dan lebih efisien dilakukan oleh masyarakat dalam upaya pencegahan DBD adalah dengan melakukan 3M.

“Menutup tempat penampungan air, kemudian menguras tempat tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi media bagi nyamuk untuk berkembang biak,” tandasnya.

Namun menurutnya, semua usaha tersebut tidak akan berhasil jika tanpa keterlibatan dan partisipasi aktif dari masyarakat. Kesadaran akan penerapan pola hidup sehat perlu ditumbuhkan. Sebab hanya dengan cara yang demikian DBD bisa teratasi. (fdr)