IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Peralatan CT Scan di RSUD dr Abdul Rivai Berau telah berusia lebih dari satu dekade dan dinilai sudah tak layak pakai. Dengan umur mencapai 15 tahun, alat tersebut kini menjadi perhatian karena ketiadaan suku cadang dan potensi rusaknya sistem yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Direktur RSUD Abdul Rivai, dr Jusram, mengakui kondisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa mesin CT Scan yang dimiliki rumah sakit sudah tidak lagi diproduksi sejak 2022, sehingga apabila terjadi kerusakan, perbaikannya akan sangat sulit dilakukan.

“Mesin ini sudah sangat tua. Suku cadangnya tidak ada lagi karena produksinya dihentikan dua tahun lalu. Kalau rusak, bisa langsung tidak bisa digunakan,” jelas Jusram saat ditemui, Kamis (5/6/2025).

Menurutnya, rumah sakit telah mengajukan permintaan pengadaan unit CT Scan baru kepada pemerintah daerah. Bahkan, permintaan tersebut sudah diajukan sejak lama. Namun hingga kini, belum ada kejelasan soal realisasinya.

Tak hanya kepada pemerintah daerah, Jusram menyebut pihaknya juga pernah menyampaikan permohonan langsung kepada Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Berau beberapa waktu lalu. Permintaan itu berupa mesin CT Scan dengan spesifikasi 128 slice.

“Saat itu kami sempat menyampaikan langsung ke Pak Jokowi saat beliau mengunjungi RSUD Abdul Rivai. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” katanya.

Ketiadaan CT Scan yang layak, menurutnya, bisa berdampak pada pelayanan terhadap pasien. Pasien yang seharusnya bisa ditangani di Berau, terpaksa dirujuk ke luar daerah jika alat tak lagi berfungsi optimal. Hal ini tentu menjadi beban tambahan, baik dari segi biaya maupun waktu.

“Kalau ada alat baru, masyarakat tak perlu lagi dirujuk ke luar. Kami bisa tangani di sini,” imbuhnya.

Meski kondisi mesin sudah jauh dari ideal, rumah sakit masih dapat mengoperasikannya berkat dukungan penjaminan dari pihak ketiga. Namun demikian, dr Jusram menekankan pentingnya percepatan penggantian demi menjamin layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat Berau.

“Kami harap ini jadi perhatian serius para pemangku kebijakan,” tutupnya. (Divana)