OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) bersama Federation of International Freight Forwarders Associations (FIATA) menggelar FIATA-RAP Meeting 2024 dengan tema ‘The Future of Logistics Investment: Navigating Towards Sustainability’ atau Navigasi Masa Depan Investasi Logistik dan Rantai Pasok Berkelanjutan di Merusaka, Nusa Dua, Bali pada 11-12 Juli 2024.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Acara ini mempertemukan para pemimpin industri, investor, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia, khususnya Asia Pasifik, untuk mendiskusikan masa depan investasi di sektor logistik dan membangun keberlanjutan dalam rantai pasok global.

Dewan Penasihat DPC ALFI/ILFA Berau Sekaligus Dirut PT Prima Anugrah Sejahterah Nusantara dan PT Prima Mas Berau, Nuhgrahi Mawan (Ahong) turut hadir dalam kegiatan Meeting International Federation of Freight Forwarders Associations -Regional Asia Pasifik (FIATA-RAP) sekaligus Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI/ILFA ini.

FIATA-RAP Meeting 2024 menjadi platform penting untuk membahas berbagai tantangan dan peluang dalam industri logistik. Selain mempertemukan gagasan baru, para peserta juga dapat merumuskan ide dan usulan kepada regulator dan pemerintah masing-masing negara terkait keberpihakan terhadap sektor logistik.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

“Kita dihadapkan pada tantangan signifikan seperti regulasi yang semakin ketat, perang dagang, dan perubahan dinamika pasar. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas, kita dapat menciptakan ekosistem logistik yang efisien dan berkelanjutan,” tegas Chairman FIATA RAP 2024, Yukki Nugrahawan Hanafi, dikutif dari nusabali.com.

Pasar pengangkutan (freight) dan logistik global diperkirakan akan tumbuh menjadi USD18,69 miliar pada 2026 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 4,4 persen. Di Asia Pasifik, ukuran nilai pasar logistik dan forwarder mencapai USD3,55 triliun pada 2024, yang diperkirakan akan mencapai USD4,56 triliun pada 2029.

Sektor logistik di Indonesia pun terus menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun dihadapkan pada tantangan global. Pada tahun 2023, kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 5,5 persen, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen.

“Investasi dalam teknologi hijau dan solusi logistik yang berkelanjutan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Penggunaan teknologi seperti Artificial Intelligence dan Big Data dalam manajemen rantai pasok telah menunjukkan efisiensi yang signifikan, mengurangi biaya operasional hingga 20 persen dan emisi karbon hingga 15 persen,” ujar Ketua Umum ALFI/ILFA, Akbar Djohan.

FIATA-RAP Meeting 2024 diharapkan dapat menghasilkan solusi dan strategi yang efektif untuk mendorong investasi berkelanjutan di sektor logistik. Pertemuan ini merupakan kesempatan emas untuk bertukar wawasan dan ide inovatif demi masa depan yang lebih baik.

“Melalui FIATA-RAP Meeting, kita dapat menemukan solusi dan strategi yang efektif untuk mendorong investasi yang berkelanjutan di sektor logistik. Pertemuan ini adalah kesempatan emas untuk bertukar wawasan dan ide inovatif demi masa depan yang lebih baik,” kata Presiden FIATA, Turgut Erkeskin.

Lebih dari 200 pengusaha nasional dan internasional juga hadir untuk bertemu dan mengeksplorasi potensi bisnis baru melalui kemitraan strategis, investasi, pengelolaan aset, konsultasi pajak, dan adopsi teknologi.

Dalam diskusi panel FIATA – RAP 2024, menghadirkan sejumlah pembicara antara lain Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM, PT Pelindo (Persero), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Pertamina International Shipping (PIS), hingga perwakilan FIATA.

Sementara itu, Dewan Penasihat DPC ALFI/ILFA Berau Sekaligus Dirut PT Prima Anugrah Sejahterah Nusantara dan PT Prima Mas Berau, Nuhgrahi Mawan (Ahong) yang turut hadir dalam kegiatan Meeting International Federation of Freight Forwarders Associations -Regional Asia Pasifik (FIATA-RAP) sekaligus Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI/ILFA ini, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ALFI/ILFA yang dihadiri oleh seluruh perwakilan wilayah ALFI di Indonesia. Acara bergengsi ini dianggap sebagai momen penting untuk memperkuat sinergi dan membahas berbagai tantangan serta peluang di sektor logistik.

Rapimnas ALFI/ILFA kali ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan rutin, tetapi juga diisi dengan panel diskusi yang menghadirkan berbagai pakar dan praktisi. Diskusi ini berfokus pada beragam isu krusial yang dihadapi industri logistik saat ini, mulai dari infrastruktur, regulasi, hingga inovasi teknologi.

Menurut pria yang akrab disapa Ahong ini, pentingnya acara ini sebagai platform untuk berbagi ide dan mencari solusi bersama.

“Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan Rapimnas ini. Ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk berdiskusi dan merumuskan strategi terbaik dalam menghadapi tantangan sektor logistik di Indonesia,” ujar Ahong, yang dihubungi media ini.

Ia juga menggarisbawahi peran penting Rapimnas dalam memperkuat kolaborasi antarwilayah. Menurutnya, sinergi yang kuat antarperwakilan wilayah ALFI akan menjadi kunci sukses dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan logistik nasional.

Panel diskusi yang diadakan selama Rapimnas turut mengundang perhatian para peserta. Topik-topik seperti digitalisasi logistik, optimalisasi rantai pasok, dan pengembangan sumber daya manusia menjadi fokus utama. Para pembicara dari berbagai latar belakang memberikan wawasan berharga yang diharapkan dapat diterapkan di lapangan.

“Diskusi-diskusi seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan kita semua. Banyak sekali tantangan yang kita hadapi, namun dengan kolaborasi dan pemikiran yang inovatif, kita bisa menemukan solusi yang tepat,” tambah Ahong.

Rapimnas ALFI/ILFA diharapkan mampu menjadi momentum bagi seluruh anggotanya untuk semakin mempererat kerja sama dan komitmen dalam memajukan sektor logistik di Indonesia. Ahong optimis bahwa hasil dari rapat ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi industri logistik tanah air.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Rapimnas ALFI/ILFA kali ini menegaskan kembali komitmen seluruh anggotanya untuk terus beradaptasi dan berkembang di tengah dinamika global yang terus berubah.

“Kita harus selalu siap menghadapi perubahan dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Bersama, kita pasti bisa membawa industri logistik Indonesia ke level yang lebih tinggi,” pungkas Ahong.

Ketua ALFI/ILFA Kaltimtara, Mohammad Gobel, menyampaikan harapannya bahwa hasil Rapat Pimpinan Nasional ALFI/ILFA yang diadakan di Nusa Dua, Bali, dapat membuka peluang baru berskala nasional dan global yang berkelanjutan.

Menurutnya, meski menghadapi berbagai tantangan, sektor logistik Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang.

Bang Gobel, begitu ia akrab disapa, mengidentifikasi tiga tantangan utama yang harus dihadapi bersama ke depan. Tantangan pertama adalah fluktuasi nilai tukar yang tidak stabil, terutama dengan naiknya dolar Amerika Serikat.

“Fluktuasi nilai tukar yang tidak stabil ini memberikan tekanan signifikan pada biaya operasional logistik, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga barang dan jasa,” ujarnya kepada media ini.

Tantangan kedua adalah ketidakpastian ekonomi global. Kondisi ini, menurut Gobel, mempengaruhi banyak aspek dalam industri logistik, mulai dari permintaan hingga suplai.

“Ketidakpastian ekonomi global membuat perencanaan jangka panjang menjadi lebih sulit. Kita perlu strategi yang fleksibel dan adaptif untuk menghadapi dinamika ini,” jelasnya.

Tantangan ketiga yang dihadapi adalah konflik geopolitik yang semakin memanas. Konflik-konflik ini tidak hanya berpengaruh pada keamanan dan stabilitas politik, tetapi juga berdampak langsung pada biaya logistik.

“Konflik geopolitik dapat mengganggu jalur perdagangan dan meningkatkan risiko operasional, yang tentunya akan menambah biaya logistik,” tambah Gobel.

Meskipun demikian, Bang Gobel tetap optimis bahwa dengan sinergi dan inovasi, sektor logistik Indonesia bisa menghadapi tantangan-tantangan ini dan memanfaatkannya sebagai peluang.

Rapimnas ALFI/ILFA di Nusa Dua ini diharapkan mampu merumuskan strategi-strategi efektif untuk menghadapi ketiga tantangan tersebut.

“Rapimnas ini bukan hanya ajang berkumpul, tetapi juga kesempatan untuk berbagi ide dan solusi. Kami berharap hasil dari rapat ini akan membuka peluang-peluang baru yang berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun global,” ujar Gobel.

Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dalam industri logistik. Dengan kerjasama yang solid, tantangan yang ada bisa diatasi dan peluang baru bisa dimanfaatkan dengan maksimal.

Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, Rapimnas ALFI/ILFA di Nusa Dua ini diharapkan menjadi momentum penting bagi kemajuan sektor logistik Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

“Kita harus terus berinovasi dan beradaptasi. Hanya dengan cara itu kita bisa tetap kompetitif dan menghadapi segala dinamika global dengan percaya diri,” tutupnya. (*)

Reporter: Hardianto