IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Sejumlah guru honorer di Kabupaten Berau mengungkapkan rasa kekecewaan mereka terkait keterlambatan pembayaran gaji yang telah tertunda selama tiga bulan terakhir. Gaji yang belum dibayar sejak Januari hingga Maret 2025 ini memicu keresahan di kalangan para tenaga pendidik yang bergantung sepenuhnya pada penghasilan mereka.

Seorang guru honorer yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, keterlambatan gaji tersebut telah menyebabkan ketidakpastian finansial bagi banyak guru honorer yang sehari-harinya mengandalkan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Kami sangat mengandalkan gaji dari pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, hingga kini kami belum menerima gaji. Ini sangat mengganggu, apalagi sudah tiga bulan terlewat,” ungkapnya dengan penuh kekhawatiran.

Banyak guru honorer yang menilai bahwa masalah ini berdampak langsung pada kinerja mereka. Sebagai tenaga pendidik dengan tanggung jawab besar dalam mencerdaskan anak bangsa, ketidakpastian mengenai gaji ini turut menambah beban mental dan emosional mereka.

“Kami juga manusia, dengan kebutuhan hidup. Keterlambatan ini sangat mempengaruhi motivasi kami dalam mengajar,” tambah guru tersebut.

Beberapa guru lainnya mengaku terpaksa menunda pembayaran kebutuhan sehari-hari seperti tagihan listrik, pembelian bahan pangan, dan bahkan biaya pendidikan anak-anak mereka.

“Bagaimana kami bisa mengajar dengan baik jika kami sendiri tertekan karena masalah finansial? Kami berharap ada solusi secepatnya, karena kami sudah bekerja dengan sepenuh hati,” keluh seorang guru honorer lainnya.

Selain itu, sejumlah guru honorer berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan mereka. Mereka menginginkan agar kebijakan mengenai gaji dan tunjangan honorer diperbaiki dan dijamin tepat waktu, sehingga mereka bisa bekerja dengan tenang tanpa khawatir akan masalah finansial yang terus mengganggu.

Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Mardiatul Idalisah, belum memberikan tanggapan terkait masalah tersebut. (Riska)