IKLAN VIDEO LIST

OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Insiden tragis terjadi pada Jumat malam, 18 Oktober 2024, ketika sebuah tongkang bermuatan sekitar 7.000 ton batubara terbalik di Sungai Mantaritip. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi pencemaran sungai yang dapat merugikan masyarakat sekitar.

Pj Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, yang baru mengetahui insiden tersebut, segera menindaklanjuti dengan melakukan pengecekan ke Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).

“Nanti kita kroscek ke Kementerian ESDM apakah laporan soal insiden itu sudah masuk atau belum. Dikhawatirkan ada dampak lingkungan dari insiden ini, yang otomatis merugikan masyarakat,” ujar Akmal.

Akmal menegaskan bahwa jika laporan sudah diterima, instansi terkait akan diberikan ruang untuk melakukan penanganan lebih lanjut.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

“Biarkan instansi berwenang yang menjalankan tugasnya. Kita di sini hanya bisa melaporkan apa yang terjadi. Prosesnya semua di pusat dan kita ikuti saja,” lanjutnya.

Kecelakaan tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa, namun seluruh muatan batubara dilaporkan tumpah ke sungai. Kahar, salah satu kru kapal dengan nomor lambung Intan Megah 14, mengungkapkan bahwa tongkang yang berukuran 300 feet tersebut berangkat dari Suaran Port, yang dikelola oleh PT Berau Coal, dan rencananya menuju muara saat kecelakaan terjadi.

Menurut Kahar, tanda-tanda bahaya sudah terlihat sejak proses pengisian batubara di jeti, ketika tongkang mulai menunjukkan kemiringan yang mencurigakan. Situasi ini menjadi perhatian serius bagi para pihak berwenang untuk memastikan penanganan yang tepat dan menghindari dampak lingkungan yang lebih besar.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam operasi pengangkutan barang berbahaya dan perlunya sistem pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. (Tim)

Editor: Hardianto