Kesaksian Korban Banjir Long Ayap: Suara Gemuruh Seperti Gong, Air Naik Cepat Sekali
OKEGAS.ID – Suara gemuruh menyerupai bunyi gong membelah keheningan subuh, menjadi pertanda awal datangnya bencana di Kampung Long Ayap, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau.
Suara itu bukan isapan jempol, melainkan peringatan alam yang nyata. Tak lama berselang, air bah datang menerjang, membawa serta rumah. Barang-barang di dalam rumah ikut lenyap, tersapu derasnya banjir pada Selasa (27/5) dini hari.
Pak Jon, warga RT 2 Long Ayap, masih ingat betul detik-detik mencekam itu. Ia dan keluarganya tak sempat menyelamatkan apa pun.
“Kami tidak tahu kalau air akan datang. Awalnya tenang, tapi tiba-tiba ada suara seperti gong. Setelah itu, air naik dengan cepat sekali,” ujarnya saat ditemui di sela kunjungan Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, Rabu (28/5/2025) pagi.
Tanpa perahu dan tanpa persiapan, warga hanya bisa pasrah. “Yang punya perahu cuma satu orang. Tentu mereka utamakan keluarganya dulu,” lanjut Pak Jon.
Rumahnya rusak parah. Dapur hanyut, seluruh isi rumah ikut tersapu arus deras. Setumpuk pakaian kotor teronggok di luar rumah, tak tersentuh karena air bersih pun sulit ditemukan.
“Sudah tidak ada yang bisa diselamatkan,” katanya, dengan wajah penuh kelelahan.
Bersama tiga anggota keluarganya, Pak Jon kini mengandalkan bantuan dari pemerintah dan warga lain. Mereka bertahan dengan seadanya, sambil berharap ada kepastian tempat tinggal yang lebih aman.
Kehadiran Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, pagi itu memberikan secercah harapan. Di tengah reruntuhan dan lumpur yang mengering, Pak Jon menyampaikan satu permintaan sederhana: tempat tinggal yang lebih aman.
“Kami sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah. Kalau bisa, kami ingin direlokasi ke atas gunung, tempat yang lebih tinggi dan aman dari banjir,” tuturnya penuh harap.
Kisah Pak Jon hanyalah satu dari banyak potret duka warga Long Ayap yang kini berjuang untuk bangkit dari musibah. Warga Long Ayap butuh dukungan lebih dari sekadar tenda darurat dan makanan siap saji. Mereka butuh jaminan masa depan. Tempat baru yang bukan hanya aman, tapi juga layak untuk membangun kembali kehidupan.
Pemerintah Kabupaten Berau telah menyatakan komitmennya untuk merelokasi warga ke dataran yang lebih tinggi. Sebuah keputusan penting agar sejarah kelam ini tidak berulang. Selain rumah penduduk, sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah juga mengalami kerusakan parah.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Kepala Kampung juga menyampaikan bahwa mereka memiliki lahan di dataran yang lebih tinggi. Ini bisa menjadi solusi jangka panjang. Kami berkomitmen untuk membangun kembali rumah warga, gereja, dan tempat ibadah lainnya di lokasi yang lebih aman,” ujar Bupati Berau Sri Juniarsih.
Menurut Bupati, bencana ini merupakan banjir terparah yang pernah melanda kampung tersebut. Ia menegaskan bahwa proses pemulihan akan memerlukan waktu, kerja sama, dan koordinasi dari berbagai pihak, terutama dalam membangun kembali permukiman dan fasilitas dasar masyarakat.
“Semua harus dimulai dari nol karena tidak ada yang menyangka musibah ini akan datang. Namun, kami akan terus hadir bersama masyarakat. Semoga bantuan yang kami bawa dapat sedikit meringankan beban warga,” tutupnya. (Divana)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.