IKLAN VIDEO LIST

 

“Tentu saja tidak bisa bekerja sendiri, kita harus bekerja sama dengan pihak lain,” tegas Ilyas.

Ia juga membuka peluang agar sistem tiket digital tidak hanya berfungsi sebagai layanan pembayaran, tetapi juga menjadi sarana promosi wisata yang terhubung dengan website atau aplikasi resmi pemerintah daerah.

“Ya bisa, bisa seperti itu,” tambahnya.

 

Sebelum sistem e-ticketing diterapkan, Disbudpar telah lebih dulu memberikan berbagai pelatihan digital kepada pelaku pariwisata, mulai dari desain grafis hingga keterampilan digital dasar. Inisiatif ini penting agar pelaku wisata siap beradaptasi dengan sistem transaksi non-tunai.

 

“Kita sudah melakukan pelatihan-pelatihan digitalisasi. Pembayaran nanti juga diarahkan non-tunai, tidak lagi manual,” jelas Ilyas.

 

Hingga kini, Disbudpar masih menyusun daftar destinasi yang dianggap paling siap untuk menjadi pilot project e-ticketing. Setelah daftar disusun, rencana tersebut akan dibahas bersama Diskominfo dan pihak ketiga yang akan menjadi mitra penyedia sistem.

 

“Belum, nanti kita susun dulu, prioritaskan yang mana dulu, baru dibicarakan bersama. Termasuk pihak ketiga dan Diskominfo,” terangnya.

 

Melalui berbagai persiapan tersebut, Disbudpar Berau optimistis sistem e-ticketing akan membawa perubahan besar pada tata kelola wisata daerah. Selain meningkatkan efisiensi dan transparansi, penerapan sistem digital ini juga diharapkan mampu mendongkrak pengalaman wisatawan sekaligus memperkuat citra pariwisata Berau sebagai destinasi modern dan adaptif. (ADV)