Penyebab Penyu Mati di Perairan Pulau Panjang Masih Diselidiki
OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Beberapa waktu yang lalu beredar video di media sosial Tiktok yang memperlihatkan adanya beberapa ekor penyu mati di Perairan Pulau Panjang, Kecamatan Pulau Derawan. Di dalam video tersebut terlihat cangkang penyu hancur mengenaskan. Kejadian tersebut disinyalir akibat pengeboman ikan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Muhammad Ilyas membenarkan kejadian itu. Hanya saja, kepastian bahwa kejadian tersebut diakibatkan oleh pengeboman atau penyebab lain masih belum diketahui secara pasti. Maka dari itu, penyelidikan terus diupayakan oleh pihak BKSDA sampai saat ini.
“Kami sudah cek ke lokasi pada, Selasa 2 April kemarin, sudah tidak ada bangkai penyu itu. Jadi kami akan meminta keterangan ke pengunggah apakah memang betul itu kejadian baru-baru ini,” ujarnya, Kamis (4/4/2024).
Lebih lanjut, diakuinya bahwa pihaknya juga sudah melakukan observasi di sekitaran Tempat Kejadian Perkara (TKP) lokasi ditemukannya penyu yang diduga akibat terkena bom.
“Sudah kami periksa bersama pihak Polsek Pulau Derawan dan tidak ada ketemu (bangkai penyu). Nanti kami akan meminta keterang dari penyebar video apakah itu baru atau memang sudah lama,” terangnya.
Untuk itu, sebagai bentuk antisipasi, pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait dampak penangkapan ikan dengan cara dibom.
“Kita akan lakukan sosialisasi kepada warga, jangan gunakan alat yang akan mengancam hewan di laut. Ini meminimalisir matinya biota laut nantinya,” tandasnya.
Terpisah, Kasatpolairud Polres Berau AKP Faisal menambahkan sudah dapat Informasi tersebut dan kini tengah penyelidikan.
“Kami lagi tindaklanjuti dan kita terus mencari tahu apa penyebab penyu itu mati di bom kah atau dari gigitan binatang laut kah, atau kena mesin kapal, kita masih cari tahu,” bebernya.
Ia menegaskan jika pelaku perusak ekosistem penyu itu berhasil diamankan maka akan langsung diproses.
“Kami akan proses pelaku dengan hukum yang berlaku,” pungkasnya. (*)
Reporter: Yohanes
Editor: Hardianto
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.