OKEGAS.ID, Tanjung Redeb – Seekor penyu hijau berukuran besar ditemukan mati dan terdampar di tepi pantai Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kaltim, Sabtu (13/7/2024). Penyu tersebut diduga telah mati lebih dari 24 jam. Pasalnya bangkai penyu telah mengeluarkan aroma busuk yang menyengat.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

Bangkai penyu berada di bawah jembatan salah satu resort di Pulau Derawan itu dikhawatirkan dapat mengganggu kenyamanan para wisatawan yang tengah berlibur di sekitar resort tersebut.

“Bangkai penyu sudah membusuk, cangkangnya sudah pecah dan kepalanya juga sepertinya sudah hancur. Bau busuk menyengat di sekitar bangkai penyu,” ujar Dayat, salah seorang wisatawan yang menginap di resort tersebut.

BKSDA pun diharap dapat segera melakukan evakuasi terhadap bangkai penyu tersebut agar tidak mengganggu kenyamanan wisatawan sekitar.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Masyarakat Memilih, Siapa yang Layak Memimpin Berau 2025-2030?
{{row.Answer_Title}}
  • {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}
VS VS

“Kalau bisa tolong pihak berwenang segera lalukan evakuasi bangkai penyu ini, pengunjung yang mau berenang juga akan terganggu kalau dibiarkan,” pintanya.

Sementara itu, dari pantauan staf Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Berau – BKSDA Kaltim di lokasi, diperkirakan penyu tersebut sudah mati selama 4 hari.

“Melihat dari kondisinya, sepertinya penyu ini mati karena terkena baling-baling speedboat. Apalagi ada retakan di cangkang penyunya,” jelas Kepala SKW I Berau – BKSDA Kaltim, Muhammad Ilyas, saat dihubungi media ini.

Namun untuk memastikan penyebab kematian penyu ini, dikatakan Ilyas, pihaknya akan melakukan Nekropsi terlebih dahulu. Nekropsi adalah kegiatan bedah bangkai hewan. Kegiatan ini merupakan tindakan investigasi medis, akan adanya gangguan atau kelainan pada anatomi tubuh hewan secara keseluruhan.

Dikatakannya, hal seperti ini bukan pertama kali ditemukan di salah satu objek wisata unggulan Berau ini, bahkan sering. Namun, penyu hijau yang saat ini akan dievakuasi merupakan penyu terbesar yang pernah ditemui.

Untuk evakuasi sendiri dikatakannya tidak bisa membawa bangkai penyu itu lebih jauh. Sehingga, penguburannya pun dilakukan di sekitar lokasi ditemukan. Kami kuburkan sesuai dengan besar dan panjang bangkainya.

“Usianya sudah ratusan tahun dan jenis kelaminnya jantan. Panjang terapas atau cangkangnya 90 cm dan lebarnya 80 cm. Agar tidak mencemari air laut, maka bangkai penyu itu segera dievakuasi dan dikuburkan di tempat yang sama,” bebernya

Karena lokasi ditemukannya di sekitar cottage, penyu mati itu sempat menjadi tontonan masyarakat hingga wisatawan yang sedang berkunjung. Sehingga, Ilyas berharap masyarakat juga bisa aktif memberikan informasi jika menemui hal seperti ini.

“Kami akan lakukan sosialisasi lagi ke masyarakat terkait hal ini. Apalagi penyu hijau merupakan salah satu satwa yang dilindungi dan mulai langka keberadaannya,” tutupnya. (*)

Editor: Hardianto