Sultan Gunung Tabur Dimakamkan dengan Prosesi Adat Kesultanan, Semangatnya Diharapkan Jadi Motivasi Generasi Muda
OKEGAS.IS, Tanjung Redeb – Sejak Kamis (30/5/2024) pagi, berbagai persiapan dilakukan untuk proses pemakaman Sultan Gunung Tabur, H. Adji Raden Mohammad Bachrul Hadie bin H Adji Raden Mohammad Ayoeb.
Warga dan kerabat Kesultanan Gunung Tabur bergotong royong membuat Ringgungan dari kayu berlapis kain kuning atau tempat yang digunakan untuk membawa almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.
Prosesi adat ini sudah menjadi tradisi turun temurun sejak zaman kerajaan terdahulu. Proses pengiringan jenazah hingga ke pemakaman dilakukan setelah jenazah dimandikan dan disalatkan.
Jenazah dinaikkan ke Ringgungan, diangkat oleh beberapa orang dan didampingi empat orang yang menggunakan pakaian hitam yang menjadi simbol berduka cita. Sedangkan mereka yang mengenakan baju berwarna kuning, yang menjadi warna khas Berau, adalah kerabat terdekat Almarhum.
Sementara untuk prosesi pemandian jenazah, air langsung diambil dari Sungai Segah, sebagai simbol penyucian Almarhum. Pengambilan air juga menggunakan kendi khusus Kesultanan Gunung Tabur yang ditutupi kain kuning. Uniknya, kendi yang digunakan hanya satu dan diberikan secara estafet dari satu warga ke yang lain. Tujuannya, untuk mempererat tali silaturahmi meskipun ditinggalkan seseorang.
Jenazah Sultan H. Adji Raden Mohammad Bachrul Hadie dimakamkan di Kompleks Pemakaman Keluarga Kesultanan Gunung Tabur, Jalan Kuran, RT 3.Prosesi pemakaman dihadiri ratusan warga. Tak hanya dari Gunung Tabur, warga dari 3 kecamatan terdekat yakni Sambaliung, Tanjung Redeb dan Teluk Bayur juga ikut hadir mengantarkan sang Sultan hingga ke peristirahatan terakhirnya.
Sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (29/5/2024) sekitar pukul 07.49 Wita, Sultan H. Adji Raden Mohammad Bachrul Hadie sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda selama 15 hari. Bahkan, mendiang juga sempat menghadiri Musrenbang tingkat Provinsi Kaltim.
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas yang hadir dalam prosesi pemakaman ikut merasakan kedukaan. Kepergian sosok “orangtua” bagi Bupati perempuan pertama di Berau ini, diharapkan tak menyurutkan semangat masyarakat khususnya generasi muda, untuk terus mempertahankan sejarah di Kabupaten Berau.
“Kepribadian yang ramah dan mudah bersosialisasi, bisa menjadi teladan bagi kita. Dan semangatnya menjaga dan mempertahankan nilai sejarah secara turun temurun, seharusnya menjadi motivasi bagi penerus Almarhum dan generasi muda,” ucap Sri Juniarsih.
Sebelumnya, Kabar Duka menyelimuti Kesultanan Gunung Tabur dan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu putra terbaiknya, Sultan Gunung Tabur, H. Adji Raden M Bachrul Hadie bin H Adji Raden Muhammad Ayoeb, meninggal dunia di usia 70 tahun, Rabu (29/5/2024) di RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda.
Almarhum Sultan Bachrul Hadie dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana. Beliau memimpin Kesultanan Gunung Tabur selama 8 tahun, sejak dikukuhkan pada tanggal 28 Desember 2016.
Semasa hidupnya, Sultan Bachrul Hadie dikenal dengan humornya yang selalu menghibur dan membawa keceriaan bagi orang-orang di sekitarnya. Beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya, dan selalu berusaha melestarikan adat istiadat Kesultanan Gunung Tabur.
Kepergian Sultan Bachrul Hadie meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan seluruh masyarakat Kabupaten Berau dan Kalimantan Timur. Beliau telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan sebagai seorang yang bijaksana, pengayom masyarakat, dan pelestari budaya.
Bupati Berau Sri Juniarsih Mas, mengajak seluruh masyarakat Bumi Batiwakkal mendoakan agar amal ibadah Almarhum Sultan Bachrul Hadie diterima di sisi Allah SWT dan beliau mendapatkan tempat terbaik di Jannah.
“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini,” ujarnya.
Kepergian Sultan Bachrul Hadie juga mendapat ucapan duka cita dari berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, maupun masyarakat luas. Wakil Bupati Berau, Gamalis, menyampaikan rasa belasungkawanya atas wafatnya Sultan Adji Bachrul Hadie.
“Beliau adalah sosok pemimpin yang bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya. Kami semua kehilangan sosok panutan yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagi kami,” ujar Gamalis.
“Kita doakan bersama agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini,” imbuhnya. (*)
Editor: Hardianto
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.